Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Solusi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Solusi. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Desember 2012

reward yg menarik


Dengan sistem yg mudah,bonus dan reward yg menarik. saya yakin kita semua bisa sukses. Tidak ada orang yg berencana untuk gagal... yg ada hanya gagal berencana.... sampai jumpa dipuncak kesuksesan!!!

widiawati- bengkulu

beberapa hari saja setelah bergabung saya sudah menerima hasil lebih besar dari uang yang saya daftar


Mulanya saya tidak percaya,saya bisa menjalankan bisnis ini, karna saya tidak begitu paham tentang bisnis di internet.namun setelah daftar saya laksanakan sesuai langkah yang diberikan  dalam beberapa hari saja setelah bergabung saya sudah menerima hasil lebih besar dari uang yang saya daftar. Sungguh luar biasa! Terima Kasih bonusfantastic.com...



Cara Nabi Muhammad Mengajar Kita Untuk Keluar Dari Bebanan Hutang?


yaitu 4 langkah yang perlu kita buat apabila mahu keluar dari bebanan hutang.

1. Hilangkan perasaan susah dan sedih

Mula-mula perlu buang perasaan negatif ini.

Kerana mereka yang mempunyai belenggu hutang yang besar secara automatik mempunyai perasaan gundah gulana sebegini. Iyalah, hutang sudah keliling pinggang. Takkanlah nak berjoget seronok pula.

Justeru, kita kena akui kita ada situasi hutang.

Ya, kena akui.

Bukan berada dalam dalam penafian (mode of denial).

Jangan tangguh. Hadapi situasi tersebut.

Ini adalah langkah pertama yang paling penting, akui kesilapan kewangan kita dan hidup mesti terus.

2. Tanam sifat rajin

Selepas berlaku jujur dengan diri sendiri maka langkah seterusnya adalah menjadi orang rajin.

Orang yang berjaya semuanya orang yang rajin.

Walaupun ulat bawah batu pun boleh hidup, tapi adakah kita mahu duduk bawah batu atau hidup dalam rumah yang besar?

Kena rajin bekerja, buat bisnes dan cari pendapatan tambahan.

Tiada alasan.

3. Kena jadi berani dan banyak bersedekah

Ada banyak keadaan memerlukan kita jadi berani.

Jika bos tidak menghargai kita dengan memberi gaji rendah, kita mesti berani berhenti kerja dan mencari kerja di tempat lain.

Bisnes pertama gagal, berani untuk tutup kedai dan mula semula dengan buat bisnes yang lain.

Yang paling penting, mesti berani menjual. Namun kebanyakan kita tidak berani menjual sedangkan Allah swt telah menghalalkan bisnes.

Dan pada masa yang sama, banyakkan beri sedekah, bantu orang lain walaupun kita masih lagi belum keluar dari belenggu hutang sepenuhnya.

Ya, jangan jadi kedekut dan bakhil. Jadilah orang yang pemurah untuk keluar dari belenggu hutang.

Give first, earn later.

4. Bayar hutang dengan sistematik

Apabila kita telah membuat 3 langkah yang awal, maka tibalah masa untuk kita menyusun semula hutang-hutang dengan baik supaya kita dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat.

3 langkah sebelum ini menjadikan kita orang yang ada pendapatan lebih.

Namun jika duit lebih itu tidak dimanfaatkan untuk membayar hutang dengan sistematik maka kita tidak dapat keluar dari belenggu hutang ini dengan cepat.

Maka sebab itulah kita perlu berjumpa dengan pihak yang kita ada hutang dan membuat semula penstrukturan hutang yang sesuai. Ketika waktu beginilah kita menghadapi tekanan manusia lain khususnya tekanan pihak yang bagi / pembiaya seperti bank datang menuntut hutang daripada kita dengan pelbagai cara dan kaedah.

Ya, hadapi mereka dan berbincang secara baik.

Ada jalan keluarnya.

Usaha + Doa (Tawakal) = Bebas Hutang

Maka inilah fungsi doa dalam kehidupan. Setelah kita berusaha dengan cara yang betul, Allah akan menguruskan yang lain atau dengan maksud yang lain, bertawakal selepas kita berusaha.

sumber : http://www.pakdi.net/bagaimana-nabi-muhammad-mengajar-kita-untuk-keluar-dari-bebanan-hutang/

Cara Anda Menyelesaikan Masalah?


Dua pendekatan dalam melihat suatu masalah
Dalam pengalaman saya bekerja dan berinteraksi dengan banyak orang, saya amati ada dua tipe orang dalam menghadapi masalah atau problem, baik di pekerjaan maupun kehidupan sosial. Dua tipe ini adalah reactive (bereaksi begitu masalah datang) dan receptive (mau menerima masalah).

Pendekatan Reactive

Mereka yang reactive biasanya melihat suatu masalah sebagai ancaman. Entah ancaman terhadap karirnya, bisnisnya, keluarganya, dan sebagainya. Dalam kelompok ini Anda mencari solusi terhadap masalah dengan menggunakan pendekatan logis dan tradisional. Ciri-cirinya:
Begitu masalah datang Anda cenderung segera mencari cara apapun untuk mengatasinya.
Masalah dilihat sebagai faktor penghambat perkembangan diri.
Anda akan segera menyusun strategi untuk menghadapi masalah
Karena masalah dilihat sebagai ancaman, dia akan mendominasi pikiran dan cenderung menyebabkan kecemasan dan stress.
Apabila Anda bekerja di perusahaan, barangkali Anda pernah diminta untuk memimpin suatu proyek dimana Anda bertanggung jawab untuk mencapai target tertentu. Disini Anda dihadapkan dengan situasi yang membutuhkan analisa, justifikasi, dan pemikiran logis dalan menghadapi tantangan atau masalah yang muncul. Anda akan berada dalam kondisi tertekan untuk memenuhi deadline. Bisa ditebak, Anda akan cenderung menggunakan pendekatan reaktif dalam menyelesaikan persoalan.



Pendekatan Receptive

Pendekatan ini biasanya dipraktekkan oleh mereka yang sudah menyadari bahwa masalah bukanlah ancaman tetapi justru konsekuensi yang timbul dari suatu kondisi yang kita ciptakan. Oleh karena itu kita mempunyai kekuatan untuk mengubah kondisi tersebut dari dalam diri sendiri. Anda mau menerima masalah dan pada saat yang sama membuat solusinya.Ciri-cirinya:

Ketika masalah datang, Anda mengenalinya dan menggunakan pendekatan:
Masalah merupakan kebalikan dari solusi. Ketika masalah muncul, Anda percaya saat itu juga bahwa solusinya sudah ada.
Anda fokus kepada solusi dari persoalan yang timbul, bukan pada penyebab dari masalah itu. Dengan demikian Anda mengambil alih kontrol dari dalam diri Anda sendiri, bukannya dikendalikan oleh keadaan di luar.
Masalah merupakan kesempatan untuk pengembangan diri. Anda melihatnya sebagai peluang untuk meciptakan realitas positif dalam hidup Anda.
Mau menerima masalah bukan berarti berdiam diri. Anda tidak ”kebakaran jenggot” tetapi mengenali masalah itu dengan tenang dan membuat diri Anda responsif terhadap semua yang Anda perlukan untuk mengundang solusi.

Contoh yang paling sederhana adalah ketika pasangan yang Anda cintai (misalnya istri, suami, atau pacar) sedang ngambek karena masalah sepele. Dengan pendekatan reactive, Anda hanya akan memperburuk keadaan dengan bertanya-tanya kenapa dia harus ngambek, menganalisa penyebabnya dan merasa kondisi ini akan mengancam keharmonisan hubungan Anda dengannya. Bukannya solusi yang didapat tetapi justru kecemasan dan kekhawatiran.

Dengan pendekatan receptive, Anda menerima dan menyadari bahwa pasangan Anda sedang marah. Anda fokuskan energi Anda untuk menciptakan kasih sayang yang pada dasarnya merupakan lawan dari kemarahan. Anda tidak larut terbawa suasana – mencoba mencari jawaban dari analisa kenapa dia jadi marah – tetapi mengambil alih kendali dari dalam diri sendiri, tetap berpikir tenang, dan menunjukan sikap positif dalam perilaku Anda. Anda akan rasakan bahwa berada dalam situasi ini justru membuat diri Anda berkembang. Anda membuat kualitas positif dari diri Anda muncul ke permukaan dan sudah menjadi hukum alam dengan bersikap seperti ini pasangan Anda niscaya akan berubah dari marah menjadi cinta.

Pendekatan receptive ini bisa Anda praktekkan di kehidupan bisnis, rumah tangga, dan sosial. Intinya Anda membangun keyakinan bahwa masalah tidaklah nyata sehingga Anda tidak merasa terbebani. Latih diri Anda untuk tidak reaktif ketika suatu masalah muncul. Fokuskan diri Anda pada lawan dari masalah, yaitu solusi, untuk menemukan kendali dan bukannya larut dalam masalah itu.

Ikuti coaching untuk peningkatan motivasi di Twitter: @dailydosescoach


Sumber : http://www.pengembangandiri.com/articles/30/1/Bagaimana-Cara-Anda-Menyelesaikan-Masalah/Page1.html
 
Atas