Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 16 Desember 2012

YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGHADAPI KEGAGALAN


Ada banyak pembahasan tentang tips menghadapi kesuksesan. Tetapi bagi kami, sama pentingnya,
menyiapkan sejumlah hal untuk menghadapi kegagalan! Billy P.S. Lim, motivator kelas dunia yang
berbasis di Malaysia, pernah menanyakan kepada peserta trainingnya tentang satu masalah menarik.
”Mengapa orang akan tenggelam apabila jatuh ke dalam air?”

Berbagai jawaban diberikan tetapi yang paling sering ialah ”Dia tak dapat berenang.” Yang hadir
heran, karena Lim menyalahkan jawaban itu. Yang hadir mengira, Lim bercanda. Untuk
menyakinkan mereka, Lim memberi contoh kejadian orang tenggelam di air sedalam tiga inci.
Akhirnya, ia memberitahu jawabannya, yang akan ia berikan kepada Anda sekarang. Kami kutip
pendapat Lim: ”Orang tenggelam karena dia menetap disitu dan tidak menggerakkan dirinya ke
tempat lain.”

So? Berapa kali orang jatuh tak jadi soal. Yang penting kemampuannya untuk bangkit kembali
setiap kali jatuh.





UKURANNYA , BANGKIT LAGI

Jangan ukur seseorang dengan menghitung berapa kali dia jatuh, ukurlah ia dengan beberapa kali
dia sanggup bangkit kembali. Seseorang yang mampu bangkit kembali setelah jatuh, tidak akan
putus asa. Menyedihkan, mendengar bahwa banyak orang seperti mereka, setelah sekali dua kali
gagal, memilih untuk menetap di situ dan akhirnya mati sebagai orang yang sebenar-benarnya
gagal, tersungkur, dan tidak bangkit lagi.

Apakah kualitas diri kita akan membantu bangkit kembali setelah kita terjatuh? Kualitas diri sendiri
adalah sesuatu yang mesti saya sebutkan, karena kalau tidak, makna buku ini tidak sempuma.





”Tidak ada apapun di dunia ini yang bisa menggantikannya. Bakatpun tidak; Banyak sekali orang
berbakat yang tidak sukses. Kejeniusanpun tidak; Jenius yang tidak sukses sudah hampir menjadi
olok-olokan. Pendidikanpun tidak; dunia ini penuh dengan orang terpelajar. Hanya kemauan dan
ketabahan saja yang paling ampuh.”



Ya, ketabahan, yakni kemampuan bangkit kembali untuk kesekian kalinya setelah terjatuh. Dalam
benturan antara sungai dan batu, air sungai senantiasa menang bukan dengan kekuatan tapi dengan
ketabahan. Seberapa jauh Anda jatuh tidak menjadi masalah, tetapi yang penting seberapa sering
Anda bangkit kembali.

Apabila Anda dapat terus mencoba setelah tiga kegagalan, Anda dapat mempertimbangkan diri
untuk menjadi pemimpin dalam pekerjaan Anda sekarang. Jika Anda terus mencoba setelah
mengalami belasan kegagalan, ini berarti benih kejeniusan sedang tumbuh dalam diri Anda. Seperti
Thomas Alfa Edison, saat ditanya, bagaimana ia bisa bertahan setelah ribuan kali gagal? Penemu
bola lampu dan pendiri perusahaan kelas dunia, General Electric ini menjawab,



”Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994 cara yang salah dan hanya satu cara yang berhasil. Saya
pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.”



Sungai Colorado mengalir tabah terus-menerus, melahirkan Grand Canyon. Charles Goodyear yang
tekun, membuahkan ban yang memungkinkan kendaraaan melaju kencang. Tabahnya Wright
bersaudara membuahkan pesawat terbang. Bethoven, mengisi dunia dengan musik inspiratif, John
Milton membuahkan karya puisi indah yang menyejukkan hati, perempuan tuna netra yang tegar
Helen Keller, memberikan harapan kepada semua orang cacat, ketabahan Abraham Lincoln
membuatnya terpilih menjadi presiden. Dan, tentu, Thomas Alfa Edison, memberi kita cahaya
listrik. Kesuksesan tergantung pada kekuatan untuk bertahan. Kurang tabah merupakan salah satu
alasan orang gagal dalam bisnis, politik, dan kehidupan pribadi.



Setiap orang sukses menyatakan bahwa kesuksesan hanya berada di luar ketika mereka yakin
idenya akan berhasil.”

Dr. Napoleon Hill







MENARIK HIKMAH, JANGAN MENYERAH



Anda tumbuh menjadi semakin dewasa dan bijaksana. Dulu Anda menanggung kegagalan secara
pribadi. Ketika kulit Anda mulai berkerut sejalan dengan perjalanan usia, Anda cenderung belajar
dari kesalahan – kesalahan Anda

Cheong Chonng Kong



Secara sederhana, kegagalan adalah situasi tak terduga yang menuntut transformasi dalam sesuatu
yang positif. Jangan lupa bahwa Amerika Serikat merupakan hasil dari kegagalan total. Karena
Columbus sebenarnya ingin mencari jalan ke Asia.

Eugenio Barba.





Mengantisipasi bencana sejak dini, karakteristik seorang entrepreneur. Jangan biarkan kebanggaan
dan sentimen mempengaruhi keputusan-keputusan Anda. Sebuah gagasan gagal, adalah pelajaran
ada saat untuk bangkit kembali untuk mengejar target-target Anda berikutnya.





Babe Ruth, pemain baseball terkenal, tidak hanya mencetak 714 home run, namun dia juga pernah
luput (strike out) 1330 kali.



Ray Meyer, pelatih bola basket legendaris di DePaul University telah memimpin timnya
memenangkan 37 musim, kompetisi. Saat timnya kalah, setelah kemenangannya yang ke-29, dia
ditanya bagaimana perasaannya. “Luar biasa!” katanya. “Sekarang kami dapat mengkonsentrasikan
diri bagaimana memenangkan permainan daripada memikirkan kekalahan ini.”

Kegagalan, jangan biarkan sebagai sesuatu yang final. Entrepreneur sejati, memandang kegagalan
sebagai awal, batu loncatan untuk memperbaharui kinerja bisnis mereka di masa mendatang.
Pemimpin tidak menghabiskan waktunya memikirkan kegagalan.

Untuk memicu kesiapan mental Anda, kita belajar dari cerita tentang seorang eksekutif IBM yang
memiliki prospek cerah. Ia baru saja melakukan kesalahan transaksi yang merugikan perusahaan
jutaan dollar. Thomas J. Watson, pendiri IBM, memanggil eksekutif muda itu ke kantornya.
Spontan eksekutif itu berkata.







Perusahaan seperti milik kami harus menciptakan suasana di mana orang-orang tidak takut
mengalami kegagalan. Ini berarti kami menciptakan sebuah organisasi dimana kegagalan tidak
hanya ditoleri tetapi ketakutan dikritik karena menyampaikan gagasan bodoh juga dihilangkan. Jika
tidak, maka banyak orang yang merasa cemas dan tidak nyaman. Dan gagasan-gagasan brilian yang
sangat potensial tak akan pemah terucapkan dan tak akan pemah terdengar. Kegagalan masih bisa
ditolerir selama itu tidak menjadi kebiasaan.

Michael Eisner, Walt Disney Corp.



Jadi? Ya, gagal bukan kiamat bisnis, tapi jangan kelewatan. Apalagi menjadi “kebiasaan”. Kerjakan
yang mampu dilakukan, semakin terbatas sumber dana, Anda patut semakin bijaksana. fahami,
kapan harus meminimalisasi kerugian.



BILA JATUH, CEPATLAH BANGKIT



Di dunia kerja, yang disebut masalah sesungguhnya adalah kesempatan yang menunggu, dipungut.

Henry J. Kaiser





”Bagi saya pribadi, krisis Asia telah berakhir pada saat dimulainya persaingan untuk mendapatkan
hotel Regent Bangkok pada bulan Maret 1999. Setelah melewati masa-masa sulit selama dua tahun
sebelumnya, mendadak saya memutuskan mengikuti lomba balap Ferari di Perancis serta bersaing
di ring dengan Goldman Sachs Co., salah satu bank investasi terbesar dunia.”

William E. Heinecke, konglomerat Thailand





Pembaca, saat banyak konglomerat bangkrut dan bank-bank mengalami kegagalan di Thailand,
tujuh hotel milik Heinecke, restoran siap saji dan perusahaan lainnya terus berusaha keras keluar
dari krisis serta berusaha mendulang keuntungan di tahun 1998. Meskipun banyak analis
meramalkan tentang pertumbuhan ekonomi pada tahun 1999 dan menguji Baht Thailand, tidak
banyak perusahaan yang bisa menandingi kemampuan kerja kelompok bisnis Heinceke.

Fantastis, hotel Heinecke mengalami kenaikan 24%, 246 restoran kelompok bisnisnya menarik
lebih dari tak kurang dari lima juta pelanggan! Pada tahun 1997 kelompok perusahaan Heineke
mengalami kerugian 1 milyar baht, tetapi setahun kemudian tiga perusahaannya yang telah go
public, mendapatkan keuntungan bersih 500 juta baht, pada triwulan pertama tahun 1999,
keuntungannya lebih banyak lagi.

Belum yakin, kegagalan, hanyalah sebuah tikungan tajam yang menuntut ”kendaraan” usaha,
sedikit mengurangi kecepatan, lalu di depan, begitu melihat ”jalan mulus peluang”, Anda bisa
menebusnya dengan kecepatan yang lebih tinggi. Bisnis Heinecke di Thailand, saat ini benar-benar
telah pulih.

Regent Bangkok, salah satu hotel terbesar di Asia, tingkat huniannya tetap tinggi. Saat itu, Regent
di bawah kontrol beberapa perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan dan manajerial
seperti halnya perusahaan-perusahaan lainnya di Thailand sehingga mereka berusaha untuk menjual
saham Regent. Regent dimiliki oleh Rajadamri Hotel Company yang kemudian 32% sahamnya
dimiliki oleh sebuah perusahaan Jepang yang telah bangkrut yang diwakili oleh sebuah bank Jepang
yang cukup besar.

Masih ada lagi faktor lain yang lebih penting. Rajadamri Hotel Company juga memiliki 26% saham
hotel bintang lima milik Heinecke, di Thailand Utara, Regent Chiang Mai. Heineke enggan
menjualnya pada orang asing karena ia tak ingin ada orang asing menguasai tanah keramat itu. Bagi
Heinecke, ikut ambil bagian dalam kepemilikan saham Regent Bangkok yang dijual pada awal
tahun 1999 merupakan tindakan yang tepat, setelah sebelumnya ia sudah memiliki saham Regent
hampir 29%.

Apa kata Heineke tentang pelintasan bisnisnya yang penuh tikungan di masa krisis ini?



“Ini adalah persaingan dimana saya harus mengeluarkan segala strategi dan kemampuan yang telah
saya pelajari : mempercayai intuisi, menggunakan jaringan kerja kontrak yang mapan,
menggunakan sejumlah pakar dan merencanakan strategi-strategi dalam situasi yang selalu berubah
cepat jika diperhatikan, persaingan ini merupakan mikrokosmos semua strategi. Saya berusaha
menguji kemampuan saya dengan lawan-lawan yang benar-benar tangguh. Goldman Sachs, salah
satu grup investasi terkuat di dunia ini, merupakan pemegang saham individu terbesar Regent
Bangkok, tapi itu tidak berarti bahwa mereka bisa berbuat sesuka hatinya. Saya kira bagi seorang
yang tidak lulus perguruan tinggi, hasil seperti ini sudah cukup memuaskan”.







BILA SEMUANYA GAGAL



Tekun, mengerahkan segenap daya, dan masih gagal juga. Apa yang harus kita lakukan?





Saat gagal menimpa, kendati lelah dan kecewa berat, jangan matikan energi kreatif Anda. Tetaplah
berpikir kreatif. Sempurnakan produk yang ada, atau hasilkan produk baru atau usaha baru yang
mungkin belum terpikirkan.

Jangan terpaku pada karier dan keterampilan yang dimiliki, yang terlalu lama bersandar pada
lingkungan di mana kita dibesarkan atau selama ini bergulat. Kadang kala apabila seseorang gagal
setelah berusaha dengan tabah dan mengerahkan sepenuh tenaga untuk sekian lama, mungkin tiba
saatnya ia mengkaji kembali bidang yang digeluti dan menilai apakah ia mampu untuk
mendapatkan apa yang dinginkannya di bidang tersebut.

Banyak cara untuk mencapai tujuan hidup. Sebagian lebih cepat atau lebih lambat daripada yang
lain. Sebagian kurang berisiko tetapi lebih lambat daripada yang lain.

Saran kami, janganlah terlalu kaku mengatakan bahwa Anda tidak bisa berubah. Kami sendiri,
kerap berubah seiring dengan perkembangan in put dan stimulasi kondisi di sekitar kami. Tanpa itu,
bagaimana mungkin kami menyusun sebuah buku, memberi pencerahan bagi banyak orang?

Kadang kala dalam kehidupan kita terpaksa menekuni bidang usaha yang berlainan dan kita mesti
menyesuaikan segala keterampilan dan bakat yang tidak kita peroleh dari bidang-bidang usaha di
masa lalu. Lalu? Salurkan kekuatan itu di bidang usaha yang baru. Mungkin, kita dipaksa
mempelajari keterampilan baru, sebagai konsekuensi menghadapi tantangan serba-baru itu.

Pernahkah Anda bertanya bagaimana orang Jepang bangkit kembali dari kehancuran PD II untuk
menjadi pengusaha ekonomi yang unggul saat ini? Dulu, produk Jepang sempat dinilai murahan,
tidak berkualitas, dan stigma jelek lainnya. Tapi sekarang, sulit bagi kita untuk hidup tanpa barangbarang
buatan
Jepang
di
dalam
rumah
kita.
Ini
tidak
hanya
berlaku
di
Negara
kita
saja,
tetapi

bahkan
di
seluruh
dunia.



Orang-orang
Jepang
tidak
menciptakan
mobil.
Tidak
juga
kamera,
kulkas,
televisi,
AC,
mesin
cuci,

penghisap
debu,
film
atau
system
perangkat
audio
berkualitas
tinggi.
Mereka
tidak
menciptakan

banyak
benda.
padahal
yang
mereka
lakukan
”hanyalah”
meniru.



Hakikat
:peniruan
ala
Jepang”,
sarat
pesan
penting
bagi
calon
entrepeneur.
Di
sana
ada
proses

penyempumaan
tanpa
kenal
lelah,
sampai
akhirnya
”tiruannya”
lebih
baik
dari
aslinya!
Mereka

menggunakan
”kreativitas”
untuk
menyempumakan
barang
yang
sudah
ada.
Tak
ada
yang

membantah,
Jepang
meraih
suksesnya.
Kultur
entrepreneurship
tumbuh
subur
di
sana,
menyebar

menguasai
dunia.



Jika
Anda
menyadari
bahwa
Anda
tidak
berhasil
mencapai
tujuan
Anda
pada
suatu
pekerjaan
di

mana
Anda
telah
dilatih
untuk
melakukannya,
latihlah
atau
lengkapi
diri
Anda
dengan
pekerjaan

yang
memberi
peluang
meraih
yang
lebih
baik
di
masa
depan.
Janganlah
gantungkan
diri
Anda

pada
satu
keterampilan
saja.
Sebagai
manusia,
Tuhan
memberi
kita
kemampuan
untuk
mempelajari

keterampilan
baru
dan
menerjuni
bidang
usaha
lain.
Jangan
”hidup-mati”
Anda
gantungkan
pada

satu
bidang
saja.
Orang
lain
bisa
sukses.
Anda
tentu
juga
bisa.
hanya
saja,
ada
yang
lekas
tercapai,

ada
yang
masih
berliku.







”Jangan
malu
karena
gagal,
…seperti
Christopher
Colombus.”







”Ketahuilah
apa
yang
akan
Anda
lakukan,
lakukanlah
dan
jangan
menunda
kembali.
Jika
Anda

membuat
kesalahan,
buatlah
kesalahan
yang
hebat.
Seperti
orang
yang
sampai
di
persimpangan

jalan
dan
bertanya,”Arah
manakah
yang
perlu
saya
tuju,
arah
sana
atau
sini?”
Pergi
saja!
Pilih
satu

arah
dan
pergilah.
Unsur
masa
itu
pasti
ada.
Segala
sesuatu
mempunyai
waktu
dan
tempat
yang

wajar.”



Gum
Rutt




Tengok kiri-kanan Anda. Produk Cina, membanjiri negeri ini. Bayangkan, seperti apa sepuluh atau
duapuluh tahun yang akan datang? Akankah ini kita terima sebagai ”keharusan ekonomi”?
Tidakkah Anda mulai berpikir hal yang sebaliknya? Kita pun Bisa!!!



Cari Peluang bisnis online tanpa modal, peluang bisnis online gratis, peluang usaha dengan modal kecil, bermodal akses internet dan laptop, kumpulan peluang bisnis online klik disini

 
Atas